A.
Pendahuluan
Komunikasi dalam kehidupan manusia
memiliki kedudukan yang sangat penting. Bahkan berkomunikasi menjadi kebutuhan
pokok dalam kehidupan manusia. Sehingga kegagalan dalam berkomunikasi
seringkali menimbulkan kesalahpahaman, kerugian, dan bahkan malapetaka bagi
manusia. Baik secara individu maupun berkelompok, bahkan secara kelembagaan.
Komunikasi adalah proses penyampian
pesan, serta berbagi makna melalui perilaku verbal maupun nonverbal. Dalam
proses komunikasi, keberhasilannya ditentukan oelh berbagai faktor. Baik secara
internal maupun eksternal. Suksesnya proses
komunikasi jika dapat menghasilkan komunikasi yang efektif, yang tentu saja
dipengaruhi oleh banyak faktor baik itu dari segi komunikator maupun dari
komunikan.
Proses
komunikasi sendiri juga tidak lepas dengan adanya persepsi yang dibentuk oleh
pikiran manusia. Yang kemudian ditangkap oleh alat indera, dan terproses dengan
kolaborasi ingatan.
Komunikasi
yang kurang diimbangi dengan adanya persepsi yang tepat dapat menyebabkan
kesalahan dalam memnyampaikan pesan, dari komunikator ke komunikan. Tidak
sedikit terjadi kesalahpahaman dalam aktivitas komunikasi, sebagai akibat dari
persepsi yang tidak seiring oleh salah satu pihak pelaku komunikasi.
Akibat yang
ditimbulkan dapat menimbulkan maslaah, baik skala kecil maupun besar. Baik
secara individual, kelompok ataupun secara organisasi dan lembaga. Kita sebut
saja beberapa akibat yang dapat ditimbulkan, yakni pertikaian, konflik
berkepanjangan. Hal ini, karena kedudukan persepsi memiliki peran yang mampu
menguatkan informasi atau pesan yang disampaikan dalam proseskomunikasi.
Komunikasi efektif dapat tercapai,
apabila pelaku komunikasi memahami tentang pengertian dari komunikasi efektif,
proses komunikasi efektif dan unsur-unsur komunikasi efektif.
B. Pembahasan
1. Persepsi Adalah Inti Komunikasi
Persepsi
adalah inti komunikasi, sedangkan penafsiran atau interpretasi adalah inti
persepsi, yang identik dengan penyandian dalam proses komunikasi. Menurut J
Cohen dalam buku Deddy Mulyana, persepsi didefinisikan sebagai interpretasi
bermakna atas sensasi sebagai representatif objek eksternal ; Persepsi adalah
pengetahuan yang tampak mengenai apa yang ada di luar sana.
Sedangkan,
McShane dan Von Glinov pada buku Wibowo mendefiniksikan persepsi sebagai proses
menerima informasi membuat pengertian tentang dunia sekitar. Hal tersebut
memerlukan pertimbangan informasi mana yang perlu diperhatikan, bagaimana
mengkatagorikan informasi, dan bagaimana menginterpretasikan dalam kerangka
kerja pengetahuan yang telah ada.
Persepsi
dikatakan sebagai inti komunikasi, karena persepsi dapat mempengaruhi
efektifitas komunikasi yang dilakukan. Jika persepsi seseorang tidak akurat,
maka seseorang tersebut tidak mungkin untuk berkomunikasi secara efektif.
Seseorang
hidupdan melakukan aktivitas dalam suatu lingkungan dinamis dan berinteraksi
dengan orang lain yang berada didalamnya. Orang-orang dapat melihat objek yang sama, tetapi dapat memiliki kesan yang
berbeda terhadap objek tersebut. Begitu pula dengan pandangan seseorang yang
juga dipengaruhi oleh lingkungannya. Kesan seseorang dipengaruhi oleh informasi
yang ia miliki. Masalahnya, menjadi lebih kompleks jika persepsi seseorang
terlalu cepat disimpilkan. Sehingga dapat memungkinkan hilangnya sebagian dari
informasi. Hal tersebut dapat berakibat pada terjadinya bias persepsi.
a. Faktor yang mempengaruhi persepsi
Persepsi
dibentuk oleh tiga faktor yakni (1) Perceiver, Orang yang memberikan
persepsi, (2) Target, orang atau objek yang menjadi sasarn persepsi, (3) situasi,
keadaan pada saat persepsi dilakukan.
Faktor perceiver
mengandung bebeepa komponen. Antara lain; sikap, motif, minat atau
kepentingan, pengalaman, dan harapan. Sedangkan faktor target memiliki tujuh
komponen, antara lain; novelty atau sesuatu yang baru, gerakan, suara,
besaran dan ukuran, latar belakang, kedekatan, dan kesamaan. Pada faktor
situasi mengandung tida komponen, yakni; waktu, pengaturan kerja, dan
pengaturan sosial.
Apabila melihat faktor tersebut,
target persepsi akan berusaha meninterpretasikan pada yang Perceiver
lihat. Interpretasi ini sangat dipengaruhi oleh karakteristik personal dari
pemberi persepsi. Disamping itu, situasi dapat mempengaruhi persepsi yang
terbentuk.
Jika
seseorang melihat atau mendengan pesan yang disampaikan orang lain, maka
persepsi terhadap orang itu mungkin saja keliru atau salah. Dalam hal demikian
maka telah terjadi kesalahan persepsi.
Kesalahan
persepsi tersebut, terbagi dalam beberapa bentuk. Diantaranya,
1. Kesahahan atribusi. Atribusi adalah proses
internal dalam diri kita untuk memahami penyebab perilaku orang lain. Namun
terkadang dugaan sseseorang kepada orang lain, tidak selalu benar.
2. Efek Halo. Efek halo ini merujuk pada fakta
bahwa begitu kita membentuk suatu kesan menyeluruh mengenai seseorang, kesan
menyeluruh ini cenderung menimbulkan efek yang kuat atas penilaianseseorang
akan sifat-sifat yang spesifik.
Stereotip. Yakni mengeneralisasikan
orang-orang berdasarkan sedikit informasi dan membentuk asumsi mengenai
seseorang berdasarkan keanggotaannya dalam suatu kelompok.
Prasangka, yang juga menjadi suatu konsep
yang dekat dengan streotip.
Gegar
budaya. Adalah suatu ketidakmampuan seseorang dalam menyesuaikan diri dengan
lingkungan dan orang-orang baru.
Meskipun kesalahan
persepsi ini kepar terjadi, proses perspsi itu sendiri tidak dapat dipintas
atau dipotong. Sehingga yang harus dilakukan oleh pelaku komunikasi, yakni memperkecil
bias dan distorsi yang ditimbulkan oleh persepsi. Dengan begitu kemungkinan
untuk mencapai komunkasi efektif semakin meningkat.
2. Persepsi Dalam Efektivitas Komunikasi
Menurut Colquitt, LePine, dan Wesson
dalam Wibowo, faktor yang memengaruhi efektivitas proses komunikasi adalah
Komunikator, isu, noise, information richness, dan network
structure.
Pada faktor
komunikator, perlu adanya encode, mensandi dan menginterpretasikan pesan, dan
aktivitas ini bisa menjadi sumber masalah komunikasi. Interpretasi receiver
mungkin saja bisa salah, yang terlebih dahulu diawali oleh persepsi yang salah.
Sehingga penerima pesan memiliki kemungkinan salah dalam menginterpretasikan pesan.
McShane dan
Von Glinov menekankan, bahwa efektivitas komunikasi, tergantung pada kemampuan
komunikator dan komunikannya atau receiver nya. Untuk secara efesien dan
akurat encode, memberi sandi dan decode, serta memecahkan sandi
informasi.
Terdapat
beberapa faktor yang memengaruhi efektivitas proses encode dan decode.
Diantaranya, komunikator dan komunikan memiliki referensi simbol dan kode yang
sama, memiliki model mental yang sama, serta pengalaman. Faktor ini juga
tentunya membentuk persepsi dan membantu dalam mengiterpretasikan sebuah pesan
dalam aktivitas komunikasi. Sehingga sangat penting bagi pelaku komunikasi
menyadari bias nya persempsi untuk memperkecil tingkat kegagalan dalam
membangun komunikasi efektif.
C. Penutup
1. Kesimpulan
Dari
pembahasan di atas, dapat disimpulkan, peranan persepsi dalam membentuk
komunikasi efektif sangat penting. Dimana aktivitas komunikasi dapat gagal,
karena ada kegagalan persepsi atau persepsi yang salah, antara komunikator dan
komunikan. Sehingga penting bagi pelaku komunikasi menyadari bias persepsi yang
terjadi saat melakukan proses penyampaian informasi.
Meskipun
kesalahan persepsi dengan berbagai bentuk sering terjadi terjadi dalam proses
komunikasi, namun proses pembentukan persepsi tersebut juga tidak dapat
dipotong. Sehingga yang harus dilakukan oleh pelaku komunikasi, yakni
memperkecil bias dan distorsi yang ditimbulkan oleh persepsi. Dengan begitu kemungkinan
untuk mencapai komunkasi efektif semakin meningkat.
Daftar Pustaka
Mulyana, Deddy. Ilmu Komunikasi ; Sebuah Pengantar. Bandung
: PT Remaja Rosdakarya, 2005.
Mulyana,
Deddy. Komunikasi Efektif ; Pendekatan Lintas Budaya. Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2008
Wibowo.
Perilaku Dalam Organisasi ; Edisi Kedua. Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2015.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar